Tradisi
masyarakat Gunung Kidul untuk melaksanakan acara pernikahan atau khitanan
biasanya menggelar hajatan hingga berhari-hari yang mana hajatan merupakan hal
yang masih banyak kita jumpai dimana-mana diseluruh Indonesia sesuai dengan
adat istiadat masing-masing, khusus untuk tradisi di Gunung Kidul acara untuk
pesta pernikahan atau sunatan juga syukuran biasanya menggelar hajatan dengan
disertai hiburan yang mengundang group-group kesenian daerah bahkan yang sudah
terkenal sesuai bajet atau dana masing-masing yang punya hajat, seperti group
campur sari, wayang kulit, kethoprak bahkan kombinasi ketiganya sekaligus untuk
memeriahkan acara dari pesta tersebut sebagai dana rasa untuk menghibur
masyarakat sekitarnya.
Hajatan digelar selama dua hingga tiga hari berturut-turut pada acara pernikahan keluarga misalnya dengan diawali pembuatan tenda dan meminjam alat-alat kelengkapan seperti alat masak makan minum untuk tamu dan lain-lain oleh pemuda setempat yang sebelumya sudah dirapatkan terlebih dahulu seluruh warga kampung dan masing-masing memiliki tugas masing-masing sesuai usia dan kecakapan.
Malam sebelum hari H ada acara midodareni yaitu bergadang atai lek-lekan dalam bahasa jawa yang diikuti oleh sebagian atau beberapa warga yang mau sekedar memeriahkan acara tidak wajib ini sebelum hari H untuk persiapan besuk dengan bersantai-santai ditempat orang yang punya hajat setelah semua kelengkapan sudah siap, tinggal menunggu hari H nya dengan sekedar ngobrol-ngobrol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar