Memasuki musim
penghujan di Indonesia khususnya di Gunung Kidul merupakan berkah tersendiri
bagi para petani yang mana sebagian besar mata pencaharian masyarakat Gunung
Kidul adalah petani tadah hujan karena Gunung Kidul terkenal gersang dan tandus
dengan kondisi alam diatas ketinggian atau didataran tinggi karena diperbukitan
karst dan kawasan pegunungan seribu menjadikan tempat ini tidak terdapat banyak
aliran sungai seperti halnya wilayah yang kondisinya berada di dataran rendah,
tetapi disini terdapat sungai bawah tanah yang mana hanya ada 2 didunia ini
yakni Gunung Kidul Jogjakarta dan Selandia Baru sana.
Musim penghujan merupakan musim yang sangat dinantikan oleh sebagian masyarakat Gunung Kidul supaya mereka dapat segera bercocok tanam diladang atau disawah yang notabene merupakan petani tadah hujan ini karena disini tidak terdapat bendungan atau saluran irigasi untuk pengairan karena kondisi geografis yang berada didataran tinggi.
Rata-rata mata pencaharian masyarakat Gunung Kidul adalah petani palawija dan padi seperti kacang, kedelai, singkong, sayuran dan padi-padian berbeda halnya dimusim kemarau sebagian petani ada yang menanam tembakau dan setiap sore hari menyirami tanaman mereka dari sumur buatan disekitar ladang untuk mendapatkan hasil tanaman yang subur sebagian lagi tanah ladang kebun dan sawah masih ada yang menanami sayuran hijau juga dengan rajin menyiraminya setiap sore hari dan sebagian lagi membiarkan ladangnya atau sawahnya kering sehingga menjadikan kesempatan bagi petani untuk membalik permukaan tanah agar lebih subur lagi dengan cara di balik secara manual menggunakan alat seperti linggis pecok ada juga yang menyewa traktor yang merupakan milik pemerintah desa setempat.
Mendekati Bulan Desember dan Januari biasanya hujan turun sehari-hari tanpa henti dan cuaca baik siang maupun malam menjadi amat dingin sehingga kegiatan sehari-hari yang dilakukan diluar rumah menjadi terbatas misalnya ke sawah atau keladang dan lain-lain.