Rabu, 23 November 2016

Seni Wayang Kulit

     Kesenian tradisional wayang kulit masih sering dan banyak dipertunjukan atau digelar di wilayah Gunung Kidul ini, mengingat masyarakat Gunung Kidul adalah adalah masyarakat yang tidak terpengaruh oleh modernisasi dan masyarakat yang menjunjung tinggi tradisi dan budaya sendiri terutama kesenian wayang kulit ini yang mana banyak sekali pengaruh budaya luar yang sangat gencar mempengaruhi generasi mudanya tetapi untuk tetap lestari samapi sekarang kesenian dan budaya tradisioanl wayang kulit ini hingga sekarang.

      Wayang kulit masih banyak digelar menjelang rasulan atau bersih desa tidak jarang banyak juga hajatan warga yang menggelar wayang sebagai hiburannya sehingga wayang kulit masih lestari dan hidup sampai saat ini. 

      Wayang kulit terdiri dari 400 buah anak wayang yang disimpan dalam kotak dan gamelan slendro pelog serta Dalang sebagai sutradara dan yang memeinkan wayang tersebut selain itu ada niyogo atau pengrawit yang memainkan gamelan untuk mengiringi pagelaran wayang tersebut dan waranggono sebagai pengiring juga dalam melantunkan gending-gending untuk memperlengkap pertunjukan.

     Berbeda dengan pagelaran wayang kulit jaman dahulu yang tersaji klasik dan masih sakral serta masih alami tradisional, sekarang ini sudah ditambah dengan berbagai kreasi dan inovasi berupa musik campursari dan perlalatan serta pertunjukan panggung modern yang mirip studio atau diorama suatu pertunjukan panggung, selain untuk menarik minat para penonton juga untuk mempertahankan seni tradisi wayang kulit ini agar tidak mati dimakan zaman sehingga berbagai cara dilakukan oleh kru dalam seni pagelaran tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar